Kamis, Februari 12, 2009
3
Sungguh mas Hangga saya tidak pernah berniat untuk bikin partai tandingan untuk Etika Bertukar Link (EBL) milik mas Hangga. Terlepas dari itu, saya hanya ingin berfikir lebih bijaksana. Tapi bagaimanapun juga, artikel Etika kepunyaan mas Hangganuarta ini telah memotivasi saya untuk menelurkan posting ini. Terima kasih Mas.

Bismillah...
Awali dengan ini, selalu, bisa lisan maupun tulisan. Hehe Bukannya apa-apa, karena ngomongin filsafat, bisa menjadi lebih sensitif bagi para pendengar sekalian. Saya termasuk orang yang buta hal manfaat tukar link. Manfaat yang untuk bersama loh. Yang saling bertukar link tentunya.

Ditilik dari kaca mata saya saja ah. Seperti tadi saya katakan, saya minim pengetahuan bertukar link (tapi tambah tahu, setelah baca EBL). Saya sangat setuju sekali atas lahirnya EBL! Saya cuman mencoba melihat dari sudut pandang yang lain. Semata-mata untuk mengurangi kekecewaan yang sering terjadi (pengen tahu apa saja? baca EBL!). Saya mau berfilsafat neh.

1. “Keikhlasan kadang akan memberikan manfaat lebih dari yang kita bayangkan”. Saya gak maksa berharap dapat backlink dari link yang saya pasang. Saya sudah cukup menerima banyak artikel terbaru dari rekan-rekan. Dari situ, ilmu saya bisa terus bertambah. Saya juga lebih bisa respek untuk yang selalu update postnya. Tingkat silaturahmi lebih tinggi, walau kadang cuma saya yang berkunjung. Cukup banyak kan manfaatnya? itu belum saya sebut semua loh.

2. “Bersabarlah, karena dengan itu, dunia akan terlihat lebih jelas”. Benar gak? Jika kita pakai emosi. Apa-apa jadi tertutup. Pikiran jadi sempit. Malah kadang bisa gampang sakit. Orang minta tuker linknya kurang sopan, atau curang, atau ingkar janji gak tukeran. Kita sikapi dengan sabar. Percaya gak percaya, kita harus lewati tahap untuk ketemu hal-hal seperti itu untuk mencapai yang kita tuju dalam berblog ria. Gak lewat itu, pasti lewat memutar yang jelas lebih jauh. Yang sabar, supaya bisa lebih kuat!

3. “Selalu sikapi masalah dengan bijaksana”. Belajarlah berpikir 'Jika saya ada di posisinya, saya akan...' dan seterusnya. Kita selalu berpikir positif untuk diri sendiri kan? Gak ada salahnya berpositip untuk... yang anda benci sekalipun. Lebih lanjut secara sederhana. Untuk masalah ini. Jika anda telah terkenal. Akan jadi tak mungkin ngasih link back satu per satu yang mampir di blog anda kan?

Demikian untuk bisa jadi renungan bersama. Teruslah bersahabat. Itu indah kok.

3 comments:

  1. Hahahaha... Saya suka kalo ada yang beragumen dengan opini saya Mas. Tulisan yang bagus.

    Untuk poin 1 di atas: Dalam kasus saya, dia yang minta duluan Mas, tapi dia juga yang copot duluan. Kalo menurut saya, orang kayak gitu dibiarin aja, akan ngelunjak. Bisa-bisa, banyak orang lain lagi yang akan dicuranginya.

    Poin 2: Saya pikir sudah cukup rasional saya menanggapi hal itu. Hal yang salah, saya ingatkan. Agar tidak terulang lagi.
    Walaupun kata-kata saya terkesan pedas, tapi saya tetap pakai kepala dingin menanggapi setiap masalah.

    Poin 3: Yupz... Saya pikir, mereka perlu lebih menghargai orang lain. Oke lah, mungkin Mas bisa bersabar, memaafkan dan menerima. Tapi blogger lain mungkin tidak Mas. Saya misalnya. Saya bisa Memaafkan, tapi saya ga bisa terima hal seperti itu didiamin gitu aja. Orang serakah perlu adanya pelajaran.

    BalasHapus
  2. =))
    kalo aku nggak kepikiran segitu jaoohnya..., link ku dicopot ya wis ben...
    toh itu rumahnya dia kok...

    BalasHapus
  3. @hangga nuarta
    kemaren pengen ta tulis di komen di EBL, tapi berhubung kepanjangan, yo wes, ta jadiin post, hehe cuma sekedar untuk meredupkan emosi yang menyala bang

    @suryaden
    klop sama aku mas, hehe cuek is d best, gitu y mas?

    BalasHapus

Alhamdulillah jadi juga satu artikel lagi. Buat yang penasaran pengen komeng. Jangan ke sini. Tapi kalau penasaran pengen komen, yuk mari...

 
//add jQuery library