Selasa, Juli 28, 2009
13
Sebenarnya lebih dulu mana ya? Boys Before Flower-BBF dengan Meteor Garden-MG? Sepertinya tuaan MG. Tapi, kok bisa ya, yang junior tetap jadi terkenal juga? Padahal jelas-jelas ngejiplak. Bukan hanya mirip. Ceritanya gak ada yang dibuang, sama! Terlepas dari lebih duluan mana yang lahir. Dari sisi ketenarannya. Ada yang bisa diambil dari ini.

Tahu tidak? Dulu ada versi Indonesia nya. Sempat terjadi perang terbuka stasiun TV besar. Baru saja Mas SCTV menayangkan iklan yang versi Indo. Bang Indosiar tanpa tedeng aling-aling dengan sedikit iklan langsung tayang perdana MG. Yang Indo jadi hanya dilirik sebelah mata, karena? Ya itu. niru. Sinetron itu akhirnya menjadi yang ecek-ecek. Jangankan diulang kembali. Kalau gak salah episodenya diperpendek, bukan?

Berbeda sekali dengan MG. Sempat diulang dan disiarkan di stasiun berbeda. Malah muncul sekuelnya. Lebih panjang dan lama, lebih elegan, mewah, tapi sayang tidak seseru yang pertama. Tokoh MG menjadi icon gaul masa itu. Tao Ming Tse, sampai diplesetin jadi Taolong Mingkem Sedikit. Hehe

Balik lagi. Kalau di negeri Indonesia kita ada yang niru. Hasile kok terlihat ngisin-ngisini berbeda lagi hasil yang dari Korea dengan BBF nya. Pada ngerasain demam BBF, gak? ABG-ABG kalau ditanya, pasti pada tahu. Tokoh-tokohnya sih masih belum ramai dibicarakan. Tapi belakangan sudah mulai terlihat di majalah-majalah remaja.

Apa yang mau aku katakan di sini? Sama-sama niru tapi kok... Beda, ya? Hmm... BBF lebih dihargai. Tetap mendapat perhatian lebih dari masyarakat kita. Hebatnya, tuh film bisa berani go internasional! Masuk Indonesia, Men! Berani benar? Gak takut dikomplain? Nantang HAKI? Ah, yang seperti ini yang kudunya perlu dicontoh. Ada apa lagi kau, Vintro? Niru kok dicontoh. Payah!

Maksudnya buat yang mentok gak bisa mencipta sendiri. Ya jadilah peniru bijak. Hehe coba deh. Dipikir logis saja, mas Korea berani niru pasti melalui jalan yang benar, jalan yang lurus. Minta ijin dulu ke si penciptanya. Ngomong baik-baik. Turuti aturan mainnya. Kalau sudah, pikirkan nilai apa yang mau dijual. Jangan asal niru. Eman-eman ijinnya. Percaya gak percaya, seorang peniru biasanya bisa membaca lebih detail dan seksama. So... Jangan malu jadi peniru yang bijak!

13 comments:

  1. istilahnya mungkin
    tehe best of copPast
    hehehehehe
    hak apalah
    yang penting kita ijin dulu yak
    hehehehehe

    BalasHapus
  2. apa kata dunia hehehe tapi nih yah wen lebih suka BBF, lebih lucu kalo mas suka yg mana?

    BalasHapus
  3. Heheehe, yang suka niru itu ngapain ya vin....? Gak kreatif banget. Setiap individu unik dan khas, tinggal diekspolrasi, jadi unik dan spesial dan punya jati diri sendiri gayanya. Soal sinetron yang suka niru-niru, saya kira tidak hanya sinetron. Setiap program acara sukses, stasiun tv lain segera bikin acara serupa yang kadang persis banget, ini kelatahan dalam industri entertainment di Indonesia, juga dimanapun. Sekali lagi, tidak kreatif ya.

    BalasHapus
  4. Ada type orang yang cocoknya jadi peniru lho...
    Niru itu bisa positif bisa negatif....
    Jadilah peniru yang positif......

    BalasHapus
  5. kadang bilangnya bukan niru , terinspirasi jadi yaa...malu kalau bilang niru ..

    salam kenal,

    BalasHapus
  6. kayaknya film2 itu pake sistem waralaba deh wakaakak

    jadi emang sengaja dibikin versi negara masing2 heheheh..

    jadi yaa ga masalah sama ceritanya ^_^

    BalasHapus
  7. istilah Taumingse nya boleh juga tuh. he he he...

    BalasHapus
  8. wow... suka film2 korea ya... hihii aku taunya malah full house aja ;)

    BalasHapus
  9. Setuju bro ,,,kalau mau niru tentunya harus yang bijak dan hasilnya juga harus lebih bagus dari yang ditiru.

    BalasHapus
  10. Semoga ada peniru yang baik di negara kita yak...heehe

    BalasHapus
  11. Kemarin nulis di blog pake contoh dari MG. Eeeh, diprotes mbak2 yang udah kuliah (jelas bukan ABG!). Katanya, sekarang jamannya BBF. Kaya' apa ya, sinetronnya?

    BalasHapus
  12. Plagiat tak bsa bertahan lama, pasti NJEPAT...!!!

    BalasHapus

Alhamdulillah jadi juga satu artikel lagi. Buat yang penasaran pengen komeng. Jangan ke sini. Tapi kalau penasaran pengen komen, yuk mari...

 
//add jQuery library