Senin, Januari 19, 2009
2
Prinsip awal dari sebuah kata Marketing adalah menjembatani antara produsen selaku pemilik suatu produk dengan konsumen ataupun pemakai produk, agar produknya dapat dikenal sekaligus secara langsung bisa dipergunakan oleh yang memerlukan dengan standar kepuasan tersendiri yang dirasakan masing-masing pemakai.


Promosi, merupakan kegiatan untuk menjembatani hal tersebut. Pada pembahasan kali ini kita tidak akan menemukan langkah-langkah yang menurut judul di atas dikatakan strategi. Namun kita akan pelajari ada apa di dalam strategi-strategi yang telah ada di luar sana. Apakah ada udang di balik batu? mungkin.

Memang tidak dapat dipungkiri pada masa sekarang ini konsumen sedang gencar-gencarnya dibuai oleh bermacam-macam janji yang, memang mereka tepati. Orang diiming-imingi bermacam kemudahan pemakaian, layanan murah bahkan gratis, nah ini yang menjadi pertanyaan kita. Kalau gratis, darimana si produsen bisa mendapatkan untung, bahkan menjadi lebih berkembang pesat?

Sobat, awalnya kita mungkin mengira "ah, ya jelas dapat untung banyak. Lah orang kan menjadi semakin tertarik dan akhirnya membeli produknya. masa seperti itu tidak membuat mereka (produsen) berkembang?" atau "yah, bagaimana sih? kebanyakan orang kan cari murah, mereka bisa memberi yang murah itu kenapa tidak kita pakai? hehehe". Nah pertanyaan yang muncul kemudian adalah "Yang seperti itu kalau mereka belum memakai produk tersebut, kalau yang sudah memakainya, apakah si produsen tidak berpikir untuk mencari untung dari mereka juga? kayaknya tidak mungkin seperti itu?

Awalnya, saya cuma berpikir "Terima kasih anda mampu memberi pelayanan lebih baik daripada sebelumnya saat saya memakai produk anda pertama kali" saya tidak berpikir seperti keadaan yang saya sebutkan di atas tadi.

Contoh kasus dalam persaingan kartu perdana atau voucher isi pulsa. Kita lihat saja untuk kartu IM3, dari yang awalnya, SMS sepuluh kali dapat 10 SMS gratis, kemudian beralih ke paket isi pulsa khusus SMS, dengan tetap menerapkan sistem gratis 10 SMS tersebut berlanjut ke kirim 10 SMS siang memakai pulsa regular mendapat gratis 100 SMS, malamnya dapat 10 SMS lagi, diteruskan ke paket 200 SMS cuma Rp. 8000,- walau cuma dipakai 1 minggu dan mungkin yang terupdate yang kemunculannya cukup membuat geger, 2000 SMS cuma Rp. 30.000,- bisa aktif selama sebulan bisa di akumulasi lagi dengan nama SUPER SMS nya.... wah makin murah aja tuh IM3.

Saya tahu perkembangan mereka karena saya pengguna kartu IM3 juga, hehehe dan saya juga pelanggan lama mereka sebelum ada perkembangan baru yang seperti saya sebutkan di atas. Menilik berbagai akibat yang terjadi tersebut, dari sisi saya saja untuk studi kasus.

Saya termasuk orang yang sangat perhitungan, data pengeluaran saya selalu tercatat rapi, termasuk dengan anggaran untuk bulan mendatang. Saya pernah membaca dari majalah pengulas HP, yang di dalamnya diulas juga perkembangan di era komunikasi terkini. Indosat menargetkan untuk setiap konsumen akan membelanjakan untuk kebutuhan IM3 sebesar Rp. 40.000,- /bulan. Dari situ saya targetkan untuk diri sendiri sekitar Rp. 30.000,- /bulan atau Rp. 70.000,- /2bulan. Awalnya sih target tercapai, malah bisa ditekan tetapi yang terjadi kemudian anggaran per bulan menjadi membengkak. Mengapa bisa terjadi demikian?

Setelah saya pelajari diri pengalaman saya sendiri. Ternyata saya menjadi terbiasa dengan kemudahan-kemudahan itu secara tidak sadar. SMS yang biasanya sehari maksimal cuma 20 SMS, sekarang bisa sampai 100 SMS per hari bahkan lebih. Coba pertimbangkan saja dengan kehidupan orang Indonesia sekarang ini, yang manajemen keuangannya tidak terencana saya rasa masih belum berkurang. Apa tidak menjadi lebih mungkin target si Indosat tercapai?

Saya kira yang seperti itu pasti sudah termasuk dalam pertimbangan mereka, mereka sudah memperkirakan hal itu, bahkan sampai bisa memperhitungkan dengan cermat akibat kondisi itu terhadap kondisi keuangan mereka, akhirnya tidak bisa dipungkiri, mereka bisa pastikan target mereka tercapai.

Kesimpulannya, para produsen telah meningkatkan strateginya menuju level yang lebih tinggi lagi, kini mereka tidak lagi berpikir “Apabila kita mempergunakan strategi ini, kita harapkan hasilnya akan seperti ini”. Mereka mulai berpikir “Apabila kita mempergunakan strategi ini, kita harapkan konsumen akan menjadi seperti ini, kita akan dapatkan keuntungan dari perubahan mereka tanpa mereka sadari kita akan memperolehnya dengan mudah”. Yang mereka (produsen) incar bukan keuntungan dalam jangka pendek, namun mulai mereka pikirkan keuntungan yang akan mereka dapat dalam jangka panjang.

Nah, mari teman kita pakai, kita coba berpikir seperti yang mereka pikirkan kita terapkan ke dalam blog kita. Hehehe saya lagi target posting nih, sebulan dapat 15, tapi malah baru 6 gelintir tok. Masih cuma target kuantitas sih, kualitas? ntar dulu ah, membiasakan berposting dulu, kalau sudah biasa berposting, baru naik ke level selanjutnya. Hee posting sekalian curhat? Boleh donk.

2 comments:

  1. pertamaaaa....blognya keren bozzz...salam kenal dari blogger bali...oia fajar ge buka acara tukeran link...kalo mau konfirmasi ke blog jar yaa

    BalasHapus
  2. ah, biasa aja bos bali, masih atru tampilan llink yang baik juga si...natar kalo udah fixxx hayu, monggoh tak tuker link ke njenengan(ngerti bahasa ni g? hehehe)

    BalasHapus

Alhamdulillah jadi juga satu artikel lagi. Buat yang penasaran pengen komeng. Jangan ke sini. Tapi kalau penasaran pengen komen, yuk mari...

 
//add jQuery library