Belajar Mandiri

Dapat dua award lagi. Hehe tapi ntar ajah sharenya. Hmm itik bali sepertinya... hehehe. Sapaannya yang pas apa ya? Mba, Itik arti di Bali itu apa sih? Di kotaku itu anak ayam. Wagu gak, kalau aku sapa Mba Itik? Iya sih, Mba belum Award dapat dari aku. Hehe Ntar deh, nunggu ya, Mba. Sekarang, ngomongin apa ya? Ini saja, kemandirian.

Pernah tidak sobat-sobit alami kondisi seperti ini. Anda telah bekerja. Anda jelas memiliki penghasilan yang cukup untuk sekedar hidup. Apalagi jika masih single. Sepertinya lebih dari cukup. Namun untuk yang masih sendiri dan bekerja di kota sendiri. Tidak perlu ngekost. Punya orang tua yang bertanggung jawab penuh yang memiliki keyakinan, putra-putri mereka yang belum melepas lajangnya masih menjadi tanggung jawab mereka. Pernah tidak, Anda dihadapkan kepada pemikiran Anda sudah bisa mandiri tapi tertutup pada pandangan orang tua yang seperti itu. Bagaimana Anda menyikapinya?

Cerita orang yang gak tahu malu sih. Milik sendiri di simpan. Milik ortu malah diporoti. Yang tadinya gak perlu apa-apa jadi perlu apa-apa karena duit tinggal minta. Yang harusnya membantu malah pengennya terus dibantu. Orang tua dibikin susah. Hehe cerita itu buat menutup share-share candaan yang keluar nanti. Ini serius lho! Hmm... Mba Yumaima biasanya suka ngocol. Bisa gak yah, beliau ngomong serius? Paling-paling bisa, tapi tanpa lepas dari keusilannya kali ya? Hehehe

Jadi bagaimana Anda semua menyikapinya? Kalau aku. Aku terus belajar hidup mandiri. Berusaha mengurangi bahkan menghilangkan pemenuhan kebutuhan hidup dari ortu. Tanpa menyinggung perasaan mereka dengan membantu saat mereka benar-benar perlu bantuan. Menerima pemberian beliau-beliau dan menolak secara halus yang aku rasa terlalu berlebihan. Itu yang aku lakukan. Bagaimana dengan Anda? Silahkan share di sini yah. Terima kasih.