Ini nih yang namanya dunia kerja. Kejam! Yang terjadi sebenarnya tidak begitu besar. Tetapi ya itu, para petinggiku tidak mau ambil resiko atas hal yang mungkin lebih besar dilakukan lagi di kemudian hari.
Sekedar sharing ringan duniaku. Kemarin pagi aku senang. Rekanku seorang PAM diketahui mengundurkan diri. Info yang aku dapat, dia telah diterima di BI. Ahhh leganya, senangnya melihat satu lagi teman seperjuangan telah mentas ke tempat yang lebih baik. Tapi berita yang kudengar siangnya dari rekan yang lebih terpercaya sangat mengejutkan aku.
Dia dituduh telah merencanakan pencurian barang 'batal' (barang dari costumer yang tidak jadi dibeli tapi sudah sampai di kasir), banyak yang mengetahui hal itu. Baru rencana karena barang belum sampai keluar area tapi dikembalikan lagi ke tempatnya.
Aku kenal baik orangnya. Dia tidak mungkin seperti itu. Di kesehariannya sembari bekerja dia narik becak di sela shift kerjanya. Sholat? Jangan ditanya, waktu piket (jaga malam), dia jadi satu-satunya yang sholat malam. Setelah kuselidiki lagi. Emang benar kata bang Napi. Kejahatan terjadi bukan hanya karena niat sang pelaku, tapi juga karena ada kesempatan. Kawanku itu baru punya momongan. Kesempatan datang, barang 'batal' semuanya kebutuhan anak kecil. Terusannya bisa ditebak.
Rekan seangkatan GA yang ditugasi langsung mengurusi masalah itupun bingung. “Dia orang baik, Mas. Selama bekerja dia belum pernah cacat. Manajemen tidak mau tahu kondisi itu. Dia bisa saja aku bantu jika kejadiannya bisa diredam. Tapi sudah banyak saksi. Mau gimana lagi? Aku juga tidak mau kena, dianggap tidak tegas. Kemungkinan terburuk malah dituduh melindungi pencuri. Dua opsi dari pimpinan. Diteruskan ke kepolisian atau resign. Kemarin dia mengundurkan diri. Alhamdulillah informasi buruk ini tidak meluas. Mundur karena diterima di Bank Indonesia jadi yang terbaik daripada berita pemecatan karena mencuri”.
Itulah dunia kerja. Orang baik tetap dituntut untuk melewati jalan terjal. Ketidaktegaan bukan keputusan. Untung bukan aku yang diminta mengambil keputusan yang menyangkut nasib orang secara langsung ini. Namun sepertinya kelegaanku tidak berlangsung lama. Beberapa hari ke depan. Aku akan diliputi perasaan tidak enak hati. Kantin tempatku setiap pagi bersantai akan disegel karena menunggak pembayaran sewa. Aku yakin aku yang jadi eksekutornya. Duh... nasib... nasib.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
PERTAMAX...I jng di hapus ya sob.., numpang iklan nih.
BalasHapustergantung iman kawanmu aja....tuh
Ya itulah liku-liku hidup manusia, di dunia kerja ada yang disebut outshoursing lebih parah, ketika tenaganya masih bisa dipakai yaa dipakai, geitu nggak kepakai yaa dibuang begitu saja
BalasHapuswah kasian ya mas....
BalasHapusDuh, soal beginian, saya belum terlalu pengalaman sih. Tapi intinya, dunia dan kehidupan ini penuh dengan segala sesuatu yang tidak kita inginkan. Tinggal siapkan mental aja buat menghadapinya.
BalasHapushmmm intinya, kesmepatan juga ga akan diembat kalau orangnya ga ingin, wkwkkw
BalasHapustpi yah, mungkin dari awal kita harus awas biar ga kepengaruh niat buruk :P
emm turut sedih bacanya, ya tabah aja deh, mungkin itu cobaan :)
BalasHapusSeperti itulah ujian mas. Setan benar2 suka mengganggu orang2 yg baik hati.
BalasHapus*kalau orang yg gak baik jarang di ganggu donk Dan?*
MenurutQ sich gt.
*gubrak*
Buktinya aku sbg orang yg gak baik, jarang diganggu.
*gubrak*
Mas juga harus hati2..
waduh..kejadian yan hampir sama di kantor ku tuh mas...
BalasHapusmasalahnya ekonomi. Pelakunya cewek, ternyata suaminya gak kerja...istrinya lah yang harus beanting tulang.
tapi pake nyuri di kanotr.... dilematis yah?
kunjungan balik dan salam kenal ya...
BalasHapuswah.. kasihan juga ya... kebaikan yang segunung di rusak oleh kejahatan yang hanya sebesar biji sawi...
tapi itulah realita yang harus dihadapi
yah, orang kerja memang ada aturan dan job yang jelas, udah dibayar tapi masih kurang juga... kadang gaji kerja di sini juga gak masuk akal...
BalasHapussemuanya kembali ke diri masing2...
BalasHapustergantung iman gan...
kesempatan!!!..semua tergantung pada diri masing-masing.
BalasHapuskita sebenarnya ditugaskan Tuhan menjadi bagian dari takdir orang yang kita eksekusi. that's all :)
BalasHapus