Jika pagi datang selalu saja matahari muncul dengan tersenyum. Masih dengan separuh nyawanya enggan meluapkan sinar. Sedikit melegakan untuk berangkat pagi. Panasnya tidak sepanas tengah hari nanti. Motor cuma aku kayuh per 40 km/jam. Malah kadang lebih lambat dari itu. Sengaja. Paling-paling Mall juga masih sepi. Sudah bosan dengan pujian karyawan teladan yang datang sering. Alhamdulillah
Aku lalui jalan yang seperti biasa. Segar udaranya. Truk, juga bus masih ada kalau pas melewati jalur utama. Yang beda, meski asapnya kotor tak mengganggu udaranya. Walah, semilirnya. Daun-daun masih mengkilap. Mungkin itu embun yang semalam. Abang becak sudah bersemangat mencari penumpang. Wajah ngantuknya tidak terlihat. Raut cerahnya mengalahkan senyum mentari.
Berhenti di perempatan tidak sendiri. Menyusul macam-macam lagi tunggangan lainnya. Ramai! Derunya seperti aku. Mesinnya tidak dimatikan. Nah, yang ini yang menggganggu. Pengap! Kaca helmku saja sampai dibuka. Tapi cuek saja. Orang aku juga seperti itu. Dan tidak ada yang komplain atas itu kok. Padahal itu bikin panas. Sebetulnya kesadaran akan hal sesederhana ini yang kudunya terus didengungkan. Bumi bisa cepat sehat. Di situ tetap kunyalakan mesinnya. Asap putih menyatu dengan dari yang lainnya. Ternyata cuma bisa merenung saja. Tindakan? Nol.
Ternyata sama. Tidak pagi atau sore, atau waktu kapanpun wis. Jalan pelan dan menepi saja masih ada gangguan. Angkot terkadang menyalip namun memotong jalurku untuk sekedar menurunkan penumpang. Sudah mengganggu suasana. Lagi-lagi. Semprot knalpot dari gas pertama menyembur deras. Kali ini asapnya hitam. Aku mau apa? Nyalip? Sulit! Lagipula tanggung, paling-paling dia nyalip lagi motong lagi. Di Indonesia memang seperti ini. Maunya pengen dimengerti tapi gak mau ngertiin. Aku terima saja.
Sampai di pertigaan akhir untuk kelokanku menuju tempat kerja. Masih didampingi bus dan truk. Kadang kendaraan besar lainnya. Kelokan itu memang jalur utama arah menuju terminal besar jadi ramai. Pak polisi dengan sempritan mengatur lalu lintas. Walau telah mulai waktu pelajaran, masih banyak saja siswa-siswi yang bermotor berlalu lalang. Kebutannya memburu waktu agar tak terlambat persis seperti alasan supir angkot yang tadi. Kejar setoran, Mas. Tidak mungkin kesampaian di sekolahnya, Dik. Soalnya tadi sudah kudengar bunyi bel masuk.
Hehe sampai juga akhirnya. Kelegaan yang layak kuterima. Alhamdulillah sampai dengan selamat.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
wah pertamazxxxxxxxxxxxxxxxx
BalasHapusKeduaxxxxx, alhamdulillah. Saya juga lega vintro akhirnya tiba dengan selamat. Pagi vin, selalu semangat ya.
BalasHapuswew.. yg semangat mas gawenya.. :D
BalasHapusselamaD sampe dengan selamet :D
BalasHapusowww
BalasHapusbaguslah, masih selamt.
bagaimana kalo ga selamat, kan gawat....
BalasHapusnaik motor salah satu kegiatan favorit, adem....apalagi bersama anak muter-muter komplek :D
BalasHapusselamat anda samapi tujuan dengan selamat
BalasHapusmas advintro, kok gak pernah lagi visit ke blogku to??
sibuk opo blogku jelek??
ini poling lho..harus dijawab..
Sudah selamat sampai di tujuan kan bang. kagak pake nyalip-nyalipan kan. pinteeeerrr
BalasHapussi itik ngambek tuh. buruan di samperin ntar bisa berubah jadi gajah lho =))
sorry tik....
selamat sampai tujuan, kan udah hapal jalannya to mas...
BalasHapuswuah, seru nih di jalannya :D,,, wah itik ngamuk2 hehehe
BalasHapusSeperti rutinas saya setiap pagi ... selamat berjuang ... Mas
BalasHapusPasti kena asap kendaraan ya... Tiap pagi, bahkan tiap hari asap kendaraan selalu memenuhi jalanan...
BalasHapusnggak macet ya bos? enak tuh.
BalasHapus