Hehe pengen ngeluarin unek-unek tentang kata halal nih. Yang paling gampang diingat, pengertiannya adalah garis tegas yang digunakan sebagai pemisah antara yang boleh dan tidak boleh, yang diijinkan dengan yang dilarang. Kalau dosa atau pahala, itu hasil dari yang kita lakukan. Halal yang berlawanan dengan haram, tinjauannya lebih di peringatan. Agar lebih hati-hati dalam melangkah dan mengambil keputusan. Ibaratnya kalau di rambu-rambu lalu lintas, itu memakai warna kuning.
Halal maupun haram. Babi haram karena banyak mengandung bibit penyakit. Belakangan diketahui struktur anatomi dagingnya mirip daging manusia. Dilarang makan daging ini kalau tidak ingin dianggap sebagai kanibal. Sekarang halal makan swike, tadi pagi di Trans TV informasinya telah dibedakan antara kodok dengan katak. Lagi, dalam kaitan hidup bersosial, wanita telah menjadi halal jika dia sudah dinikahi. Halal buat apa ya?#sok lugu mode on# Lainnya, uang yang diperoleh dari pekerjaan yang dilarang, dikatakan sebagai uang haram. Banyak lagi.
Halal, menjadi kata dengan makna positif bagi setiap makhluk dan akan selalu diterima di kalangan kita, umat muslim. Haram itu kebalikannya. Sayang, kedua kata itu sekarang bisa jadi hanya sebatas hiasan semata. Aku sendiri pernah nyuekin haram. Swike enak banget loh. Waktu itu aku belum tahu masakan tersebut halal. Artinya, aku juga belum tahu itu haram. Yang aku dengar dari gosip, swike haram. Tetapi aku libas saja. Baru sekarang tahunya. Swike itu halal. Hmm... cukup bisa kupakai sebagai pembelaan untuk yang sudah-sudah, hehehe.
Mungkin karena kapasitasnya yang sebatas 'mengingatkan' itu. Menjadikan Haram tidak menjadi momok yang menakutkan, maka halalpun terkena imbasnya. Yang haram saja masih banyak yang tidak perduli, apalagi halal. Bisa-bisa cuma haram, kata yang dipakai untuk pembatas baik buruknya sesuatu. Tapi, apa kalian tidak tahu? Makanan yang memiliki predikat halal, MUI lebih dicari daripada yang berpredikat lulus uji sehatnya BPOM. Alasannya, kalau sudah halal ya pasti menyehatkan. Halal juga memiliki nilai ketertarikan tersendiri. Warung-warung yang mencap kata halal di spanduknya menjadi lebih diminati orang yang penasaran. Halalnya sebelah mana? Masakan, cara masak, apa cara penyajiannya.
Lebih jauh, halal bisa berpengaruh secara psikis. Adanya siap mental, lebih PD, hilang kekhawatiran karena penghalalan itu.
nb: blog ini halal untuk dikunjungi.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Kalo ngomongin halal dan haram
BalasHapusaku angkat tangan deh mas
Takut salah
lebih baik ngomonginnya sehat dan ngga sehat
kalo sehat ya berarti kita wajib menjalaninya
kalo nggak sehat ya sebaiknya ditinggalin
saya juga HALAL untuk berkunjung kemari. he he he....komentar ini juga HALAL. ha ha ha...
BalasHapusini komennya juga halal loh. hehehehehehe... anyway, ada apa dengan mesin iklan baris yang mas sebutkan di komentar mas danta?
BalasHapustanyain MU-I deh mas...... ihihihi.....
BalasHapusbiar lebih jelas,,,,,
ntar klu kita yg bilang.... salah puham palak...
tadi ada yang nryariin daging dendeng hamam di blogku
BalasHapusaku halal datang kemari
BalasHapussuer
blog ini, selain halal dikunjungi, halal juga berkomentar :D
BalasHapusmana label MUI-nya :P
Hahahahaha......idemmmmm komennyaaaa
BalasHapusHalal Bihalalnya ntar aja ya mas bes lebaran..
Jiaaaaaaaaaaaaaaaaaaa...ngacirrrrrrrrrrr
Wuakakakkk..
BalasHapusHalal untuk dikunjungi?
Kalo duit buat ngenetnya hasil nyuri, gmn tuch?
Hehe
opo tho ki?
BalasHapus:)]
melu melu wes..hehehhee...