Tamu Pagi Buta

Pagi di jam-jam sekarang ini enaknya untuk merenung. Malam sepertinya sama saja dengan yang lainnya. Berbeda dengan dunia nyata yang bagi masyarakat kita, tabu untuk berkunjung ke rumah teman. Apalagi teman, ke rumah saudara kalau sekedar main tetap saja dapat gunjingan gratis dari tetangga juga raut muka kurang senang dari tuan rumah. Intinya, gak tahu diri banget.

Semua aturan itu dimentahkan dengan gampang di jagat maya ini. Jam 00:48, mba Anazkia mampir ke rumah. Nyuruh bangun tapi ngajak tidur. Hehe syerem gak tuh? Jadi mampir ke blognya lagi. Terus ke profilnya. Fotonya cuma siluet hitam berjilbab dengan tangan menengadah, ada background sunset atau fajar aku gak tahu. Jadi tidak enak coba untuk membayangkannya seperti apa. Bukannya mikir macam-macam, deskripsi rumahnya saja sudah islami gitu.

Lima menit setelahnya, datang JengSri. Kalau si dia, aku sudah tau. Satu kata cukup. Cantik. Hehe Ada dua orang cewek datang ke rumah. Pagi buta begitu. Mampirnya jelas cuma maen saja. Lebih hebatnya lagi. Satunya pakai jilbab! Hayo, teman masih mau berontak kalau adat dunia nyata termentahkan di sini?

Jelas-jelas malam-malam begini, mereka, mba-mba tersayangku gak mungkin memakai baju sopan. Yang ada pakaian merangsang seksi, karena paling-paling baju buat bobo. Sekedar maen yang cuma beberapa menit gak mungkin rapi-rapi dulu. Mba Anaz, jilbaban dulu? Gak kan, Mba? JengSri sisiran dulu? Hehehe paling-paling nyengir tok kalau kutanya itu.

Hahaha itulah yang aku kuatirkan. Dunia maya ini memang terbuka 24 jam. Seperti yang sering digembor-gemborkan internet marketer. Sisi ekonomis karena memiliki nilai promosi tinggi. Namun budaya yang terjadi sungguh mungkin tak terpikirkan. Kenyataannya adat ketimuran bisa mati di sini. Yang gak sopan bertamu malam-malam. Yang gak perlu dandanan rapi saat bertemu, dll. Memang hal seperti ini masih bisa ditepis dengan belum diwajibkannya 'bertemu yang harus orangnya kelihatan'. Tapi apa tepisan ini akan berlaku selamanya? Lepas dari dua bidadari ini. Ku cuma berharap yang demikian tak muncul di kehidupan nyata.

Buat Mba Anazkia dan Mba Sri yang kemunculannya menjadi inspirasiku menulis ini. Terimakasih ya. Maaf kalau ada yang kurang menyenangkan dalam uraianku. Semata-mata buat deskripsi yang umum terjadi. Mba Anaz, JengSri pasti tampil cantik kalau saja aku diperkenankan temu asli. Bisa aku pastikan itu.