Aku sekarang berada di ruang gelap. Ntah nanti aku beranjak pergi kala artikel ini terbit. Jelasnya begitu. Karena sebentar saja waktu Mall untuk segera buka. Ruangan ini gelap. Sebetulnya bukan tanpa Lampu. Kalau kalian mau, ada AC nya juga kok. Cuma lampu itu sengaja tak aku nyalakan. Aku memang ingin gelap. Biar saja cuma sinar di luaran sana yang menyeruak melalui jendela.
Ada jendela kaca persis di depanku. Depannya lagi. Di luar seberang sana ada Posko. Ceritanya itu markas besar para satpam di sini. Yup. Ruang ini dibuat berhadapan. Bukan ruang apa-apa. Ini tempat multifungsi. Bisa jadi ruang tamu. Bisa juga tempat PAM taruh barang. Terus sering jadi tempat sidang orang berperkara. Ntar maling, pelaku tindak asusila, atau sekedar tukang komplen.
Sudah cerita ruangnya. Aku ditemani duduk dua satpam baru. Satu duduk nyandar di sofa tamu. Yang lain PAM cantik, duduk di sofa juga. Yang single. Cuman gak nyantai. Dia duduk dengan dagu menyandar di tangan sofanya. Sibuk SMSan. Potongan cepak tidak merusak kecantikannya. Hahaha Aku tertawa saja. Saat mereka segera beranjak pergi terlambat untuk apel pagi. Hanya tiga menit. Dan itu bagi mereka sudah sangat terlambat. Mereka keluar dan aku jadi sendiri.
Tidak apa-apa. Aku lagi ingin sendiri. Aku biarkan sekelilingku gelap. Cuma sinar dari luar itu yang membantu. Menerangiku yang lagi mencari sesuatu. Itu bukan yang gampang terlihat. Cuma pasti bisa dirasakan kalau dia hadir. Spirit. Begitulah orang menamakannya. Aku sedang tidak punya itu dan lagi ingin menemukannya. Di ruang seperti ini mungkin bisa. Walau tidak mungkin ada di laci meja atau di bawah helm bapak-ibu pengamanan. Tidak bakalan ketemu.
Dia lucu, kalau kalian mau tahu. Parasnya sering kali bikin orang takjub, hingga kadang merasa kehilangan kalau dia tak ada. Spirit itu milik siapapun. Tak terkecuali orang gila yang sarap. Aku tidak gila. Cuma tadi pagi sempat sarapan sih. Dia juga manis, tahu? Selalu ada saja rasa nyaman bila terus ada di sisinya.
Terus bagaimana aku mulai mencarinya? Kalau Spirit pergi dengan pamit bisa saja kuSMS, atau numpang ke belakang kan cuma aku tungguin. Sebentar pasti kembali. Yang ini susah. Hilang dengan sendirinya. Haruskah aku buat lagi yang baru? Apa bisa? Terus yang lama? Dicuekin? Gak ah! Kacian...
Ruang gelap ini menjadi saksi bisuku untuk pencarianmu. Tidak lagi terlalu gelap. Sinar itu makin terang, mengikuti mentari yang beranjak menaik.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Test test!
BalasHapusYes,gak ada verifikasi ya lg !! Mohon d pertahankan ya! Hehehe
BalasHapusaku juga suka gelap, ni aja ngblog d bwh tanah.xixixi
heheheeh, sepiritnya cewek ya mas ?
BalasHapuspaan ya? masih mikir2 :)
BalasHapusaku bawa senter looh.. gyahayhya.. keluarlah, ada cahaya di sana...
BalasHapusHm...nice posting vintro.Yah kadang2 sunyi dan gelap itu indah ya.
BalasHapusSpiritnya di ruang gelap, biar bisa bebas melihat satpam yang cuantiik?? Enak dong....
BalasHapuskapan ke tempatku, jo nesu ya....
wew.. sayang ga ada foto cewe nya T_T
BalasHapuswedew.. gelap....
BalasHapustergantung sikon deh.... hehehe