Kamis, Juni 25, 2009
5
cobalah ingatkan aku ini
bulan seperti berkaca pada air
meyakini diri tetap bundar
kecuali kalau menggelombang

riak tak selalu ada tapi sering
bulan tetap dengan pasti, yakin bundar
namun di tengah renungannya
dia tersentak cahaya

kulewati sinarnya menapak alur
terang cukup memandu
coba ingatkanlah aku
yang tumbuh membisu

mentari mengganti
takut untuk berkaca
ini empunya cahya
bukan bulan yang terganti

pelangi muncul kadang-kadang
uniknya pasti habis hujan
gemerincik air langit
menangis segarkan bumi

angin takkan terlihat
yang kau rasa kelembutan
angin menampik-nampik sayap ini
kembali ingatkan hati

gerakku makin bertambah maju
yang terombang-ambing yang mengharu
serasa angin mulai menampar keras
"Kau! ... huh, payah!!!"

Bulan yang tak lagi bercermin
Mentari enggan berkaca
hujan diganti warni pelangi
balik ingati yang hampa

duduk lalu berdiri
duduk, berdiri jalan bolak-balik
duduk lagi menunduk lesu
lalu jalan jauh dan di sana berdiri lama

di sana lama lalu tengadah
Engkau sang kuasa
Engkau melihatku, bukan?
atau Engkau yang menarik benangku?

Menggelepar daun menyimak semua raga
sulit aku tahu diri, sendu
bagaimana? atau aku apa?
menengadah lalu menunduk dan duduk

5 comments:

  1. Ngak usah ragu
    Ngak usah resah
    Ngak usah sendu
    Ngak usah gelisah

    tak kan kemana kita
    dan
    Dimana-mana kita


    DAUR ULANG


    Tanah terhampar
    Hujan menyiram
    Batang menjulang
    Dedaun merimbun
    Mentari merekah
    Angin mengelus
    Dedaun gugur
    Tanah memeluk

    Dedaun mengurai
    Tanah menggembur
    Rerumput menari
    Menghampar bumi
    Cacing berbiak
    Mata pancing menikam
    Kail dilepas
    Ikan menggelepar

    Api menyala
    Minyak mendesir
    Ikan digoreng
    Aroma mengalir
    Selera terundang
    Ikan dimakan
    Perut kenyang
    Kantuk datang.

    Subuh terbangun
    Dingin menusuk
    Perut meradang
    Minta kebelakang
    Lari kekolam
    Duduk semedi
    Menguras perut
    Yang penuh isi.

    Perut terkuras
    Lega di hati
    Air menyibak
    Ikan berdesak
    Berenang garang
    Berebut makan
    Saudara sendiri.

    Lonceng berbunyi
    Hati mengeri
    Berjalan diri
    Ke rumah si mati
    Tangis memecah
    Tandu diusung
    Mayat ditanam
    Cacing menanti

    Mayat terurai
    Tanah memeluk

    Lalu …..

    Ada diri jadi pohon
    Ada diri jadi rerumput
    Ada diri jadi cacing
    Ada diri jadi ...

    BalasHapus
  2. Informasi yang berguna. Nice info. salam kenal.

    BalasHapus
  3. adoooh, saya gak bisa mendiskripsikan lambang2 di puisi itu ~X(

    BalasHapus
  4. waduh, pak Kabasaran nyaingin puisimu nih. bagus banget tapi bingung artinya apa ya?

    BalasHapus

Alhamdulillah jadi juga satu artikel lagi. Buat yang penasaran pengen komeng. Jangan ke sini. Tapi kalau penasaran pengen komen, yuk mari...

 
//add jQuery library