Kemarin ada hal yang muncul begitu membekas di ingatan. Pagi kemarin seperti biasa hanya dengan basuh wajah, basahi rambut, aku pergi ke wartel keluarga. Tidak untuk jaga wartel tetapi untuk kembali tidur karena aku dapat jadwal kerja shif siang nantinya.
Di depan TV akhirnya tetap tak tidur. Pintu wartel masih belum juga tidak aku buka, padahal tidak aku kunci. Aku menonton TV, filmnya Lindsay Lohan dengan mobil VW balapnya. Cantik, sexy, montok. Yang atasnya itu loh. Ugh! Lumayan guedhe. ...walah, ngelantur... Jadi betah lama-lama di depan TV.
Sebentar! Sebentar! Sekarang nih. Di kantin, di TV, Ruben Onsu nyanyi?! Waduh kayaknya maksa banget. Suaranya... Ingin tahu judulnya? Gatel
Kembali lagi. Saat lagi asyik. Aku dikejutkan suara ibu yang membuka pintu wartel. “Eh, ta kiro dikunci.”, (Ibu kira dikunci, pintunya.)
“Ibu dari Mba Wiwi (adik bungsunya ibu). Ini loh. Tadi kan ibu bersih-bersih kamar. Menjijikan sekali. Di laci sebelah bawah. Ada sarang tikus. Induk sama ada tadi tiga anaknya yang masih merah-merah, Cindil. Sudah begitu. Ada lagi, tikus clurut. Kecil-kecil item larinya bisa cepat banget.”
Aku cuma bisa meringis geli. Beliau melanjutkan ceritanya. “Setelah ibu buang. Ibu bersihkan laci itu, pilah-pilah tumpukan berkas dan kertas yang teronggok. Yang penting-penting ibu tata lagi, biar yang lama ibu buang atau bakar.”
“Sudah, Bu. Intinya saja.”, Aku mulai tak sabar. “Sampai ibu temukan sebuah amplop. Ibu membukanya dan... Astaghfirullah, uang!”. Selanjutnya ibu bercerita kalau uang itu ternyata Uang RAT bapak, tahun 2003. Yang ternyata pula bapak lupa sudah ditaruh di situ. Isinya Rp. 813.000,-. Pecahan lima puluh ribuan.
Nah, ini inti yang membuatnya menjadi membekas di hati. Karena uang yang ditemukan itu sudah tidak berlaku lagi, beliau coba menanyakannya ke adiknya. “Ibu tadi tanya mba Wiwi. Katanya masih bisa ditukarkan. Ibu juga bilang ke dia, kalau bisa ditukar ya bisa kita bagi dua.”
Hah? Dibagi dua? Nilai yang tidak sedikit. Kenapa ibuku sampai lakukan itu? Seperti tidak menganggap kalau uang itu sangat berharga. Yang sebelumnya juga seperti itu. Membayar tukang becak lebih tinggi dari perjanjian awal. Padahal salah abang becaknya sendiri. Pilih jalur yang panjang karena gak tahu jalan pintas. Alasan ibu cuma, 'kasihan'.
Sering sekali yang kayak itu. Itu membekas di hati. Aku akhirnya sedikit lebih bijak untuk cara pandangku tentang uang. Antara berarti dan tidak berarti.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
pertamaakk
BalasHapuswah, kenapa gak dibagi 3 aja sama aku? ha ha ha...canda deh..
walah, 6 tahun gak ke-detect gitu? 800rebuan tahun 2003 itu guede lho mas ;)
BalasHapusbawa ke bank, semua pasti beres...makan-makan :D
dituker ke bank...mereka mau kok nuker uang yang gak berlaku lagi...
BalasHapusdibagi 4 deh...aku juga mau...hehehe
@all
BalasHapushalah, pada sama kaya aku semua, hehe ijo kalo liat duit,xixixi bercanda..
sori mas, bukan black seo, itu resmi dari google, dan kalo uang sih biasanya bikin orang jadi gatel, maklum penyakit... pengin menghamburkan saja, kalo nggak punya pusing kalo punya langsung abis..., maklum cuman kertas ya to
BalasHapusyah kasihan tu ma tukang becak.....
BalasHapustapi aq ga stuju tuh,,,
apa lagi kantong mahasiswa... hihihi...
Hehehe
BalasHapusMungkin ada sesuatu yg gak bs dibandingin dg uang..
Sahabat, teman, saudara, yg selalu ada disaat kita butuh..
bagi-bagi rejeki sekali waktu gpp to, toh gak tiap hari kejadian, sapa tau tar dibelakang bisa meraup untung tanpa disangka dan tak terduga;)
BalasHapuswew.. lumayan tuh duitnya.. klo mang rejeki ga bakal pergi mas.. :D
BalasHapuseh tapi uang yang gak berlaku mendingan di simpan aja. di koleksi gituh, nanti 100 tahun yang akan datang pasti mahal mas. Biar di wariskan ke generasi berikutnya hehehe
BalasHapussilahkan diambil awardnya
BalasHapushttp://attayaya.blogspot.com/2009/03/award-dari-e-je.html
boleh tuh di terusin profesi jadi abang beca nya bos.. hehehhehehe... napa gak jadi juragan nya aja skalian...
BalasHapus