Bingung

Hahahaha ingat postinganku kemarin. Salah satu 'sangkalanku' terhadap posting sendiri. Tidak apa-apa lah, sekali-sekali. Tidak tahu pelanggaran di nomor berapa. Lupa. Sekarang aku duduk di kursi, kakiku aku angkat di kursi lainnya. Aku lagi mengawasi penimbangan kardus bekas untuk dijual kembali.

Berlagak ingin dianggap superior, “Nih, pimpinan Maintenance Building!”, hehehe Di dekat Timbangan, ada checker yang bertugas mencatat hasil timbang. Orangnya cantik. Dibanding dengan yang lainnya, kuli-kuli angkut. Bagai perawan di Sarang Penyamun. Kembali lagi ya... Jual kardus bekas? Kardus bekas masih bisa dijual?! Hehe Yup! Paling-paling per kilo cuma Rp. 900,- saja. Tapi coba tebak berapa omset bisnis kardus bekas perorangan? Empat jutaan per bulan! Yah, kalau buat aku sih lebih dari cukup.

Cuma kardus bekas. Cuma... Ah! Seandainya tiap orang di Indonesia bisa berfikir dan berusaha lebih giat, sampah pun bisa diolah. Sampah organik, sisa makanan di bekas cucian dapur, bisa jadi pupuk. Tanaman hias, beli bibitnya saja kan masih murah. Sampah kertas, maupun plastik. Yang jelas-jelas tidak bisa dipakai lagi. Itu bisa kembali diolah loh.

Halah, maunya pada enaknya saja. Yang sudah kerja, cukup demo minta gaji dinaikkan. Yang nganggur, cuma bisa mengeluh saja. Yang honorer, minta segera diangkat. Skala usaha mandiri diukurnya mulai darimana sih ya? Ngrengek-ngrengek itu usaha juga ya? Wah, ya kalau begitu ngemis saja!

“...malah ngelantur...”

Biarin! Lagi mulai bingung nih. Target ikut kontes hampir tengah bulan masih *zero mode on* sudah ditawari mas Fajar Seraya dan mas Melodanta, tapi duit ngenet nguap, cuma cukup buat makan saja. Duh!

“...Kalau tidak ngelantur malah curhat...”

BIARIN!!! YANG NGOMONG SIAPA SIH?!??

“Aku, Taha. Hehehehe”


Oalah, kowe to Lik (Paman) Taha. Gak usah ngledek gitu, napa? Bantu aku mikir kejar target sini!