Kemarin keponakan, sekarang ibu yang ambruk... Bismillah, mudah-mudahan cepat sembuh saja. Sekarang cerita Manajemen Solusi. Anda pernah baca kata-kataku kemarin, kan? Salah satunya adalah 'tidak', Sering sekali aku agak ilfil jika orang menyebutkan kata itu disertai dengan kalimat yang mengarah ke tindakan negatif.
Aku sering memberitahukan pengaruh negatif kata-kata itu apabila diucapkan, kepada mereka. Kebetulan mereka itu rekan-rekanku yang berada di bawahku. Maintenance Building's Crew.
Anda ingin tahu kalimat-kalimat dari mereka?
“Folding gate ini TIDAK bisa kita geser, butuh ketrampilan khusus untuk itu. Kami TIDAK bisa”, “SULIT kita perbaiki kebocoran itu, Pa. Bagaimana tidak? Lokasi ini jauh dari kesan 'basah', padahal tidak hujan tapi tetap bocor.”, “TIDAK, Pak. Saya TIDAK bisa. Ini pekerjaan orang seni. Saya kuli.” dan masih banyak lagi kalimat lain yang melayang pada saat instruksi datang dariku.
Padahal mereka belum cek lokasi. Belum tahu titik yang menjadi masalah. Padahal belum mengidentifikasi masalah yang terjadi, apalagi memikirkan tindakan apa yang mungkin bisa dilakukan sebagai solusi atas masalah tersebut.
Sebenarnya memang semua itu yang harus dikerjakan. Ada lagi metode yang lebih detail lagi. Memakai sistim leveling kasus. Artinya pada tahap awal dan akhir, harus kita ketahui informasi kasus termasuk level mudah, sedang, menengah atau tinggi. Apabila sudah sampai ke identifikasi dan penerapan solusi. Harus wajib membuat kronologis terjadi kasus, agar masalah tersebut bisa dicegah sebelum terjadi. Semua mesti dikerjakan. Urut-urutan pekerjaan terserah, mau mulai dari mana. Fleksibel.
“Walah, bisa pecah kepalaku kalau mikir serumit itu, Mas. Mending ngecat.”, itu tanggapan mereka kalau aku ajak berunding mengenai itu. Akhirnya, sampai sekarang aku pakai saja metode psikis. Memakai olah kalimat sederhana. “Ya sudah. Kalau tidak bisa, tinggal saja. Saya kan gampang bikin laporannya.”, atau “Apa harus saya yang ngerjakan?”, “Bisanya apa? Makan gorengan?”, “Sedikit-sedikit tidak bisa, ayo ke lokasi. Saya bantu memikirkannya”. Intinya seperti ini. Hindarkan mereka dari berfikiran 'TIDAK', tapi ciptakan kata 'belum' di otaknya dan mengajak mereka untuk agar yang 'belum' bisa menjadi bisa. 'belum' hidup jadi hidup. Dan seterusnya. Semoga bos-bos blogger mengerti ocehanku.
Ahh... Leganya bisa berbagi.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
iya... kata lain nya ngeles nih...
BalasHapushehehhe...
kayak anak kecil aja ya
BalasHapuswew.. ga ngerti nih saya mas he..he..
BalasHapuskata-kata TIDAK memang sensi utk suatu hal....
BalasHapusnamun bisa diperhalus... dgn kata-kata BELUM BISA
nantikkan bisa.... jdi ga ada kata2 TIDAK....
hihihi.....
jangan bilang TIDAK BISA sebelum mencoba. Intinya begitu kan?
BalasHapuskatakan TIDAK koq kaya iklan salah satu parpol di tipi yah hehehe
BalasHapushehe...
BalasHapuskomennya wendy lucu..
btw, dikau doyan award ga yaaa...kalo doyan..ambil ke tempat ku yaa
ooo masih nyambung artikel kemarin ya mas..
BalasHapusmasih tetep setuju mas.. toplah..
Coba Avatar
BalasHapusjangan kalah sebelum berperang, apakah seperti itu mas advitro ??
BalasHapuswah bagus banget nih buat memotivasi diri sendiri :)