Minggu, Mei 10, 2009
4
"Gimana? Setelah ini pelajaran Kimia", Teman sebangkuku, Lukman mengagetkanku dari belakang saat aku duduk di depan ruang UKS. Ciri khas sekolah lama. Depan tiap ruang, dudukan pasangan bata beralaskan ubin di atasnya. Teras ruang distel sedemikian rupa, makin siang makin sejuk saja.

Aku sedang melamun. Waktu itu istirahat pertama sekolah. Masih 10 menit lagi. Pandanganku tertuju ke pintu kelasku, jauh di depan sana. UKS berhadapan dengan kelas III IPA 2, tapi dibatasi lapangan yang luas. Kelasku terlihat kecil. Tak perlu diingatkan ku sudah tahu. Pelajaran Kimia. Huh! Memuakkan! Gurunya juga sama. Lukman cuma cengar-cengir melihat gundahku.

"Mbolos aja yuk? Cuma 2 jam pelajaran ini. Setelah istirahat kedua kita bisa masuk lagi", Cerocos Lukman sekenanya. "Balik lagi? emang mau ke mana?", timpalku. "Muter-muter kelilìng kota. Sesuka kita, aku yang nyetir wis", "Haha nyetir baru belajar kemarin. Biar aku saja! Tapi pinjam motor siapa?" Aku memotong ucapannya. Dia jawab, "Lingga, aku sudah lihat tempat dia memarkirkannya tadi". Oke, di belakang UKS memang ada tempat parkir. Campur sepeda dan motor. Memanjang dari barat ke timur. Aku masih tidak berfikiran kalau ini dia rencanakan. Ini jam istirahat. Di ujung parkiran ada kantin. Wajar saja dia mondar-mandir di sana tadi. Tapi memang dia selalu spontan begitu kok.

Bel masuk berbunyi. Aku dan Lukman tidak sempat pinjam kunci motor. Pak gurunya terlihat sudah masuk kelas. "Waduh. Gimana nih?!", kataku sedìkit panik. "Cuek saja", jawabnya. Ntah kenapa kami bisa dengan tenang masuk ke kelas kami sendiri. Pamit ke bapak guru Kimianya untuk meminjam kunci motor. Teman satu kelas cuma bengong. Sempat lepas dari kesibukan mereka mengerjakan tugas yang ternyata telah dibagikan. Empunya motor cuma melongo menyerahkan kuncinya. Setelah beres kami keluar tanpa permisi. Hanya senyum yang bisa kulihat dari wajah pak guru. Sinis.

Alhasil kami bisa dengan sukses bersenang-senang di jalanan. Banyak hal telah kami lakukan, mulai dari masuk kantor pos yang lagi ada promo green tea. Kami tidak beli. Cuma mencoba. Malah nambah dengan PD nya. Hehehe Sampai-sampai kami dikejar polisi karena melanggar lampu merah.

Kembali ke sekolah. Tidak ada masalah. Guru Kimia itu tidak memperkarakannya. Duh, beruntungnya kami. Tapi ternyata tidak lama. Aku dan Lukman dibikin jeblok nilai rapornya. Ada catatan buruk di kolom nasihat. Ah... kompak sih kompak. Tapi... Hiks nasib.. nasib...

4 comments:

  1. Masa SMA emang seru-serunya untuk badung... Asal jangan terjebak kriminal dan narkoba aja..
    Hehehehe.. Sok nasihatin nih aku

    BalasHapus
  2. Eh lupa... pertamaxxx...

    BalasHapus
  3. Kalo dulu aq gt pas matematika. Paling yg dikelas cuman anak 5, dari 40siswa. Haduh haduh.

    BalasHapus
  4. gak beli malah nambh gren tea ;)) haus bang... :D

    BalasHapus

Alhamdulillah jadi juga satu artikel lagi. Buat yang penasaran pengen komeng. Jangan ke sini. Tapi kalau penasaran pengen komen, yuk mari...

 
//add jQuery library