cobalah ingatkan aku ini
bulan seperti berkaca pada air
meyakini diri tetap bundar
kecuali kalau menggelombang
riak tak selalu ada tapi sering
bulan tetap dengan pasti, yakin bundar
namun di tengah renungannya
dia tersentak cahaya
kulewati sinarnya menapak alur
terang cukup memandu
coba ingatkanlah aku
yang tumbuh membisu
mentari mengganti
takut untuk berkaca
ini empunya cahya
bukan bulan yang terganti
pelangi muncul kadang-kadang
uniknya pasti habis hujan
gemerincik air langit
menangis segarkan bumi
angin takkan terlihat
yang kau rasa kelembutan
angin menampik-nampik sayap ini
kembali ingatkan hati
gerakku makin bertambah maju
yang terombang-ambing yang mengharu
serasa angin mulai menampar keras
"Kau! ... huh, payah!!!"
Bulan yang tak lagi bercermin
Mentari enggan berkaca
hujan diganti warni pelangi
balik ingati yang hampa
duduk lalu berdiri
duduk, berdiri jalan bolak-balik
duduk lagi menunduk lesu
lalu jalan jauh dan di sana berdiri lama
di sana lama lalu tengadah
Engkau sang kuasa
Engkau melihatku, bukan?
atau Engkau yang menarik benangku?
Menggelepar daun menyimak semua raga
sulit aku tahu diri, sendu
bagaimana? atau aku apa?
menengadah lalu menunduk dan duduk
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Ngak usah ragu
BalasHapusNgak usah resah
Ngak usah sendu
Ngak usah gelisah
tak kan kemana kita
dan
Dimana-mana kita
DAUR ULANG
Tanah terhampar
Hujan menyiram
Batang menjulang
Dedaun merimbun
Mentari merekah
Angin mengelus
Dedaun gugur
Tanah memeluk
Dedaun mengurai
Tanah menggembur
Rerumput menari
Menghampar bumi
Cacing berbiak
Mata pancing menikam
Kail dilepas
Ikan menggelepar
Api menyala
Minyak mendesir
Ikan digoreng
Aroma mengalir
Selera terundang
Ikan dimakan
Perut kenyang
Kantuk datang.
Subuh terbangun
Dingin menusuk
Perut meradang
Minta kebelakang
Lari kekolam
Duduk semedi
Menguras perut
Yang penuh isi.
Perut terkuras
Lega di hati
Air menyibak
Ikan berdesak
Berenang garang
Berebut makan
Saudara sendiri.
Lonceng berbunyi
Hati mengeri
Berjalan diri
Ke rumah si mati
Tangis memecah
Tandu diusung
Mayat ditanam
Cacing menanti
Mayat terurai
Tanah memeluk
Lalu …..
Ada diri jadi pohon
Ada diri jadi rerumput
Ada diri jadi cacing
Ada diri jadi ...
Informasi yang berguna. Nice info. salam kenal.
BalasHapusadoooh, saya gak bisa mendiskripsikan lambang2 di puisi itu ~X(
BalasHapusaduh syahdunya
BalasHapuswaduh, pak Kabasaran nyaingin puisimu nih. bagus banget tapi bingung artinya apa ya?
BalasHapus