Kebanyakan orang hanya mengetahui itu baik, atau itu buruk. Lain dari itu cuma tahu itu benar atau salah. Yang menjadi sederhana malah cuma menambahkan kata menidakkan saja perbedaan menjadi jelas. Cantik, tidak cantik. Pintar menjadi tidak pintar. Sepertinya ini akan menjadi mudah atau malah sebaliknya? Atau jika kita bisa mencari garis batas tegas antara keduanya, mungkin gak, ya?
Kalau saja ada pembatas itu. Pasti kita dengan gampang memilih yang seharusnya. Pasti hidup akan lebih mudah. Bagaimana tidak? Kita akan tahu, yang kecil sepele itu ternyata salah kalau agak ke kanan tanda merah sedikit baru bisa benar. Penggunaan kata 'terlalu banyak' atau 'terlalu sedikit' bisa dihilangkan. Juga 'yang sedang-sedang saja'. Kata 'pas', 'tepat', dan 'pasti' lebih mendominasi. Tapi... seandainya itu bisa. Uuh, harapan semu.
Baik buat kita belum tentu baik buat lainnya. Kalau tidak ada jalan lain lalu kita berbuat salah untuk menolong teman. Itu baik? Seringkali kita diminta menilai kalau 'kamu pintar, dia bodoh'. Gampang amat! Dipastikan akan membuat yang satu bangga yang lain sakit hati. Agar tidak begitu bagaimana caranya? Melewatinya saja? Dengan selalu solusi berbeda untuk masalah berbeda? Efektifkah itu? Kadang untuk semua itu, kebijaksanaan punya arti lebih untuk semuanya.
Bijak dalam apapun bisa jadi solusi yang baik. Coba saja deh, untuk kasus pintar bodoh, bijaknya begini, Di tahap ini kamu bisa saja lebih pintar dari dia, tapi jangan terlalu meremehnya, ada sesuatu darinya, dari tinjauan lain, untuk tahap ini juga, dia yang lebih menang dari kamu.
Sebaiknya bijaksana itu diterapkan di semua bidang. Mengikuti setiap tindakan pengambilan keputusan penting. Harus bijak juga kalau bijaksana bukan jalan terbaik. Tetapi dia bisa meminimalkan resiko. Seperti di film-film nasionalisme, 'lebih baik aku saja yang mati daripada rakyatku sengsara'.
Pada akhirnya berfikir secara bijaksana itulah garis batasnya. Masih tegas sampai sekarang. Berfikir yang sedang-sedang saja, jangan terlalu picik jangan terlalu dalam akan bisa memberi kesan seimbang daripada harus menghadapi persoalan yang lebih rumit, hasil dari tidak bijaknya kita. Bijak adalah jalan tengah tiap kasus. Bijak merupakan jembatan dalam menyikapi sesuatu. Bijak itu win-win solution.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
yah aku setuju ttg bijak, kayakNya semua orng hrs bljr mjd bijak yahhh
BalasHapussaya bingung menentukan batasnya, sekarang baik buruk udah terkena hukum RELATIF kayaknya :D
BalasHapusDiantara baik dan buruk, ada hikmah yang bisa dipetik. Diantara hitam dan putih, ada wilayah abu-abu yang terselip.
BalasHapuslebih BAIK jika ikut KONTES SEO BERTUAH
BalasHapushadiahnya 6 juta neh
Bijak itu dilihat kondisinya juga .menjadi bijak itu tergantung pengalaman bagaimana ia meyelesaikan sesuatu dengan kondisi yang berbeda-beda maka kita akan paham tentang kebijakan tersebut
BalasHapusbijak sana.. bijak sini... hehehe...
BalasHapusintinya jgn meremehkan orang. setiap org pasti punya kelebihan dan kekurangan. jadi gak ada orang yg bodoh banget.
BalasHapusmenjadi manusia buruk sangat mudah
BalasHapusmenjadi manusia baik buth prjuangan
artikl berbobot..mantap
BalasHapusMau ngomen bingung, tapi masih bingung nih.. Hmm ngomen dulu, trus baca lagi :D
BalasHapusmalam sob
BalasHapusyuk belajar tuk menjadi bijak
BalasHapusagak selalu bijak dalam mengambil keputusan dan tidak merugikan siapapun
Bener sekali... win-win solution itu cara yang terbaik..!!
BalasHapusNice artikel..!!
baik suh..nasihatnya akan kuinget hihi..
BalasHapusOrg yg bijak tahu kapan harus memuji dan kapan harus mengkritisi.
BalasHapusBtw, ada award buat kamu yah, tolong diambil disini: http://bukufanda.blogspot.com/2009/06/cinta-itu.html
Nice sharing bro ..... Ada yang bilang apapun itu batasnya ada dilubuk hati.
BalasHapus