Jumat, September 04, 2009
5
Cerita RS. OMNI dengan Pritasari bergulir kembali loh. Peblogger biasanya tanggap kalau ada masalah ini. Tapi kulihat beberapa hari ini belum ramai diberitakan. Hmm... menyoali kondisi ini. Agak kuatir juga sih. Sindiranku kadang nyerempet-nyerempet ke nama personal. Walau sudah aku siasati tetapi... aahhh. Agak deg-deg pyar nih yang ada di dada. Hehehe

Bukannya apa-apa. Kayak dia (Prita, red), mungkin gak sengaja. Lagipula ngeblog kalau gak curhat lepas gak ada gregetnya. Karakter blog kadang menyatu dengan diri personal. Biasanya terlihat langsung dari caranya menulis. Dia telah dikenal juga dari blognya. Pengalaman terakhir merupakan batu loncatan baginya untuk terus bertahan ngeblog. Kalau dia tidak begitu, itu bisa jadi batu loncatanku deh. Hehehe

Ya. Aku kebanyakan melahirkan artikel sindiran. Sudah terlihat ada yang pernah tersinggung sih. Mba-mba yang kenal aku pasti tahu. Hihi lumayan pernah dikomplain mba-mba yang terkenal di jagad blogosphere ini. Untung cuma minta maaf dan melakukan kejelasan sistematik, mereka mau mengerti. Coba kalau kudu ngasih upeti? Atau jadi kayak Mba Prita? Bisa mumet aku. Kalau yang cowok? Asli belum pernah. Tapi jangan sampai deh. Cari musuh lebih gampang dari yang sebaliknya.

Gak usah minta contoh artikelnya ya, Temen-temen... hee Aku perhalus saja. Aku menyindir kehidupan. Wuih, terlalu nyeni, ya? Jadi kaya seniman. Gak ah, kesan feminimnya jadi gak terlihat! (Ini yang kebanyakan loh. Gak nge-judge semuanya). Soalnya kebanyakan gondrong. Ada juga, mungkin, jarang mandi. Berpakaian juga ala kadarnya. Nah, itu semua beda denganku. Sedikit sih tapi...

Sidangnya dibuka kembali karena nokta perlawanan disepakati pengadilan. Huh, apa lagi nih? Betah banget ngoprak-ngoprak kisah lama. Padahal masih banyak yang penting dari ini. Sudah nyantai bisa ngomong bebas bersyarat lagi, eeh muncul yang gitu-gitu. Penasaran iya, tapi kuatirnya lebih parah. Hmm... postku yang bernada keras ada gak ya?

Sebenarnya kita perlu kuatir gak sih? Sindiran emang menjelek-jelekkan ya? Kalau yang disindir terus marah?? Lah, kok bisa marah? Bisa buat perbaikan kelakuan kok marah? Bijak sedikit bisa? Toh mereka (penyindir, red) sudah repot-repot care untuk kita. Pesan buat para penyindir (Aku termasuk, red), jangan keras-keras kalau mau aman. Hehe kalau tidak, pengen kayak mba Prita? Gara-gara curhat bisa seperti itu. Mereka marah.

Kenapa harus marah?!?

5 comments:

  1. sindiran sih boleh aja...... tapi sblum mnyindir lebih baik konfirmasi sama yg mw disindir.... wakakakakka........ salam kangen sobt... lama tak singgah di sini.....

    BalasHapus
  2. hmm...puasanya hilang entar,kalau yang di sindir sakit hati.

    BalasHapus
  3. Hehe, swear saya gak ngerti maksud postingan Vintro. Masih lugu soalnya. Pokoknya asal disampaikan secara tulus ajalah vin,hihi. Kabur......

    BalasHapus
  4. Kita harus mengurangi sindir-menyindir he..he
    Salam kenal ya

    BalasHapus

Alhamdulillah jadi juga satu artikel lagi. Buat yang penasaran pengen komeng. Jangan ke sini. Tapi kalau penasaran pengen komen, yuk mari...

 
//add jQuery library