Jumat, September 25, 2009
2
Di rumah mau ngedit buku saku belajar. Malah ingat SIM A-ku harus perpanjangan. Masa akhir sebentar lagi. Hari minggu. Jadi cuman basuh muka ganti celana hitam, kaos diganti hem yang kemarin buat kerja tanpa singlet dikasih parfum untuk nutup apek. Rambut distel "klimis toya", alias dibasuh dengan air. Sisir dengan sisir berjari rapat. Jadi mirip God of Gambler punyanya Chou Yun Fat di jaman dulu. Terus... berangkat deh.

Target pertama. Ke klinik untuk pengecekan kesehatan. Letaknya terpisah dengan Polresnya. Malah bersebarangan. Klinik di kota sisi selatan. Polresnya di sisi utara. Kudu muter-muter! Mana jalanan lagi banyak ditutup jadi satu arah untuk arus balik lebaran. Alhasil jalur tikuspun jadi ramai mobil plat non-lokal. Di klinik cuma sebentar. Antrian cuma satu. Tumben. Paling-paling masih pada malas ngurus SIM Ambang Batas. Aku maklumi, masih dalam suasana Minal Aizin Wal Faizin. Dia lagi tes mata, katanya untuk bikin surat SKKB untuk ngelamar kerja. Ah, hubungannya apa? Setelah tiba giliranku. Iseng-iseng tanya hal kelengkapan cari kerja. Wuih, ternyata sekarang lengkap boz. Sudah ah, gak perlu dibahas. Terakhir di klinik bayar administrasi, Rp. 20.000. Catet dulu ya. Ada yang lucu tentang ini. Sebelum keluar, kulihat datang calo SIM setelahnya kemudian datang calon pembuat SIM baru. Aku cuma keluar dengan senyum. Walah kemakan calo, nih. Kaciaannn...

Sampai di Polres dengan mampir dulu ke ATM. Dapat duit baru! Mestinya pas dijadikan Angpau Lebaran. Hahaha sudah agak telat. Di Polres cuma isi form perpanjangan. Diminta fotocopy KTP. Ke kasir pendaftaran bayar Rp.100.000,-. Tolong dijumlah dengan yang tadi di klinik. Ini lagi antri untuk foto SIM. Nah, kalau yang ini asli antri. Panjang banget. Sampai pindah-pindah dari berdiri, duduk, jongkok. Halah, suwe!

Sempat pindah lokasi. Di lorong tunggu terasa semriwing, aku pergoki ada transaksi langsung petugas dengan pembuat SIM, kudengar Rp. 285.000,-, sepertinya tidak melewati jalur resmi. Angkanya makin heboh saja ya. Itu saja terang-terangan. Bukan salah siapa-siapa, calonnya aja yang gak mau repot akhirnya cari jalan pintas.

Sekarang aku berdiri. Persis di bawah papan pengumuman biaya resmi yang ada. Di situ tertulis. ADMINISTRASI PERPANJANGAN SIM A & SIM C, Rp. 60.000,-. Tak ada tulisan, BIAYA KLINIK. Hehe sobat nilai sendiri hal kerapian birokrasi negeri kita ini ya.

2 comments:

  1. hahaha.. jadi inget waktu bikin sim awal spetember lalu, aku kena cegat calo jadi kena 160 rebu, tetapi itu hanya duduk. kadang kita memang harus ikut arus kalau mau cepat (kalauuuuu)

    kalau mau alim, silahkan cari arus lengganglenggok lain yg dijamin lama nyampe2

    BalasHapus
  2. blom bole bikin SIM...
    kecepetan 1 tahun, dan ud ga bole nembak.
    swt...

    BalasHapus

Alhamdulillah jadi juga satu artikel lagi. Buat yang penasaran pengen komeng. Jangan ke sini. Tapi kalau penasaran pengen komen, yuk mari...

 
//add jQuery library