Kamis, September 10, 2009
11
Waktu kemarin berkunjung ke blog tetangga. Tampak dari artikelnya, dia begitu gemas terhadap para penulis status di Facebook. Benar juga sih. Wajar kalau dia lumayan gregetan. Sisi buruk dari isi status mulai dirasa sebagian facebooker tanah air. Hehe jangan menganggap mereka yang terusik itu terlalu sensitif dalam menanggapi ya. Yang pasti ada benarnya juga. Bisa dijadikan bahan pertimbangan demi kebaikan bersama.

Di blog itu disebutkan seseorang menjadi terlihat pesimis, manja, sedikit-sedikit mengeluh, narsis dan sebagainya. Kalau aku, aku anggap biasa saja. Awalnya memang gregetan. Bayangin saja, buka facebook. Lihat status teman-teman bunyinya, "Akhirnya bisa juga menikmati jacuzzi di hotel *** ( bintang tujuh di SBY, hehe)", ada lagi yang ngeluh sampai tiap jam isi status, "huh, janji jam tiga, ini sudah jam lima, mana klienku ya? Mana lemas karena puasa lagi", "Putus sama pacar seperti malas mau hidup lagi", yang begitu-begitu wis.

Asli awalnya gregetan buanget. Kok seperti dianggapnya teman facebook teman terdekat. Sobat kental atau karib. Orang seperti lebih mudah mengungkapkan diri. Seperti eksibisionis kalau orang boleh bilang. Hehe suka memamerkan keadaan diri, sebaik atau seburuk apapun. Pengen tahu bagaimana aku menanggapinya? Awalnya greget, tapi lalu menilai diri. Untuk status narsis, "Ah, ngiri kamu, Vin.", selanjutnya, "Apa iya ya, aku ngiri? Terus harusnya gimana biar gak ngiri?", akhirnya, "Oh, gampang! Ikut senang saja. Bilang Alhamdulillah.. lalu berdoa mudah-mudahan aku bisa seperti dia". Yang untuk status manja lain lagi. Yang akhirnya, "Ikut bantu kasih masukan lewat komentar saja. Kali aja bisa berguna". Biasa, selalu melalui pembahasan panjang antara akal sehat dan hati nurani.

Yah, lepas dari itu mungkin sebetulnya mereka ingin dianggap selalu eksis agar teman facebooknya tak kecewa telah memintanya untuk berteman. Mereka belum tahu cara eksis yang baik yang lebih terhormat. Jadi mungkin saja mereka jadi tak sengaja ungkap yang harusnya bukan untuk umum. Btw... Hayo, ada tema menarik aku kumandangkan tuh.

Aku cetak tebal, siapa tahu Mbak Fanda mampir. Terus ngeliat itu. Terus bisa bikin artikel yang jelas lebih berkualitas. Atau Mbak Fanny, yang lalu dicerpenkan. Terus, Mbak Elly? Nyusul aja deh.

11 comments:

  1. biasa aja sih :D kita ga bisa ngarepin ratusan orang sesuai dg keinginan kita, jadi berdamai saja dengan keadaan, toh kalau males ya silahkan di matiin feed nya

    BalasHapus
  2. setuju ma ebong.....

    tiap orang kan beda2....ga bisa satu pikiran n pendapat ma kita....

    lagian bisa aja mereka yg tertutup, tapi kemudian bisa mencurahkan uneg2 dia di FB...atau mereka yg narsis..makin eksis di sana..

    ya nikmati ajalah..kalo ga suka ..ga suka komentari..kalo suka dan peduli..yaa komentari..

    lagian dgn status mereka...kita jadi tau kan kondisi sahabat2 kita.....

    BalasHapus
  3. Artikelnya mantap bro....
    Memang kadang rada-rada mengkerut juga ini jidat membaca statusnya teman2 di facebook ...
    Ternyata ngak beda jauh dengan obrolan di warung kopi .

    BalasHapus
  4. setujuuuuuu, tapi yang kesal aku ndak ikut2an loh :D
    besok2 tuils aja "apdet status" gitu aj cukup :D

    BalasHapus
  5. Wee..kok namaku disebut2 nih? Hehehe...Kalo bener yg kau maksud, aku kemarin jg baca tulisan blog itu. Kurasa semua itu krn banyak org yg kehilangan waktu tuk bersosialisasi. Pengen ngobrol dan curhat ma org lain, tp gak sempat (or gak punya temen), jadilah curhat di facebook.

    Cara menunjukkan eksistensi yg lebih terhormat? Mending posting di blog aja deh..terus di link ke FB. Jadinya org akan membaca isi pikiran kita dan tahu bahwa kita masih eksis. Jauh lbh terhormat kan?? Hayo..dah tak kasih bahan buat nulis loh!!

    BalasHapus
  6. Iya vin, saya juga kadang bosan liat status FB yang kadang aneh-aneh. Inilah efek FB, sisi pribadi yang seharusnya tidak diumbar malah diumbar. Kapan-kapan saya bikin tulisan lagi tantang ini (dulu sudah rasanya). Selamat nyelikur puasanya ya.

    BalasHapus
  7. @All
    hehe buat yang komentare agak cuek, siapa ya? Artikel ini sekedar mengingatkan, sesuatu yang nantinya menjadi biasa, agar lebih bijak dalam mengeluarkan 'unek-unek'. Tiap hal ada baik juga ada buruknya. Termasuk facebook. Asyik! Dapat tema baru lagi!

    BalasHapus
  8. slow aja lagi hihihi emang lagi pada gak ada tempat buang sampah kali selain di pesbuk ituh:p

    BalasHapus
  9. gitu aja ko repot, facebook adalah fenomena sosial tentang ekspresi keberagaman dan wajah sosial, humaniora dan delik2 kehidupan,,,,ada yg ekspresif, taat azas, bebas, improvisasi, atau apapun curahan etis atau tak terkendali sekalipun,,,biar klo memang itu jadi bagian dari ekspresi kehidupan untuk mengurangi beban kehidupan yg kompleks dan syarat dg masalah,,,everybody should be happy,,tq

    BalasHapus

Alhamdulillah jadi juga satu artikel lagi. Buat yang penasaran pengen komeng. Jangan ke sini. Tapi kalau penasaran pengen komen, yuk mari...

 
//add jQuery library