Selasa, September 01, 2009
6
Tukang teror? Kau mau apa? Belum puas jadi tukang ngebom? Nih, lihat kenikmatan kami berbuka puasa bersama non islam. Aku islam. Teman-teman sekantorku juga mayoritas muslim. Di antara kami malah ada yang berjilbab. Cerita kepala departemen marketing sedang berulang tahun. Kami semua bersepakat untuk bertamu ke rumahnya tanpa beliau mengetahuinya. Hahaha kami bermaksud memberinya kejutan. Akhirnya berbuka di sana.

Mohon dicatat. Jangan salah, biarpun beliau pimpinan. Dia tak segan untuk turun jadi sekedar menata panggung, bahkan bersih-bersih. Dia bersedia jadi kuli, ikut turun bersama kami. Jadi jangan beranggapan kami datang karena gak enak dia itu pimpinan. Lagipula dia tidak ngundang. Dia gak ngadain pesta. Dia malah berusaha kami kejutkan. Ada semacam kong kalikong dengan istrinya. Jadi biarpun ini acaranya mendadak. Semuanya telah disiapkan dengan baik.

Memang sih. Acara jadi kaku saat pengucapan doa. Tapi bunda, kami biasa menyebut istri Kadept itu begitu, cerdik. Doa terpisah. Dia berdoa secara khusus sesuai keyakinan untuk ayah. Kami dibimbing doa secara islam oleh kepala GA kami. Suasana lebih cair saat kami bersama-sama mengamininya.

Untuk keseluruhan surprise berlangsung dengan penuh hangat. Gak ada sama sekali perbedaan. Cerita para teroris yang selalu buruk sangka menghakimi keseluruhan di luar islam itu buruk. Tak terjadi di sini. Makanan bukaannya enak-enak!

Islam lagi di obok-obok. Terutama di negeri ini. Itu justru gara-gara orang-orangnya sendiri. Sempat, bukan? Kalau ceramah saja mau diawasi polisi? Pesantren seperti Ngruki, Solo, sudah berapa kali dihujat? Keramahan justru bisa kami dapat di selamatan ultah ini. Terus mau ngomong apa lagi, Ter? Paling-paling, "Kebahagian sesaat, memang mereka selalu terapkan cara itu untuk menghasut umat islam". Waduh, Mas Teroris ini gak gampang bersyukur. Katanya percaya, kalo cuma DIA yang Maha Tahu. Nah, elo? Sok teu buanget!

Ada cerita lucu. Saat pak Kadept memergoki salah satu dari kami di jalan sebelum sampai ke rumahnya. "Kok, ada Pak R****i di sini?". Anaknya yang satu mobil dengan beliau langsung memotong, "Bukan, Yah. Itu teman pak Bayu, tetangga dekat Musholla." Pintar! Hehehe Alhasil kejutan pun sukses. Beliau kaget, istrinya berdoa dengan terharu. Aku puas dengan memakan semangkok kolak dan es buah dua gelas. Itu masih cuma pembuka dan penutup. Menu utama? Hufff... mending jangan ditanya deh.

6 comments:

  1. togetherness is a must!
    begitu kata banyak orang!

    BalasHapus
  2. togetherness is a must!
    begitu kata banyak orang!

    BalasHapus
  3. togetherness is a must!
    begitu kata banyak orang!

    BalasHapus
  4. jadi laper ngebayangin hidangannya penutupnya, moga aja ayam panggang, utuh!

    BalasHapus
  5. Memang indah kebersamaan itu.. yu kita realisasikan

    BalasHapus

Alhamdulillah jadi juga satu artikel lagi. Buat yang penasaran pengen komeng. Jangan ke sini. Tapi kalau penasaran pengen komen, yuk mari...

 
//add jQuery library