Jumat, Agustus 14, 2009
6
Ibuku guru. Jadi, bismillah saja mudah-mudahan aku tidak menyinggung perasaannya saat artikel ini terbit. Tapi sebelum itu, ada lagu baru nih. Belakangan lagi sering muncul di Indosiar. Cakep! Yang ini...
kamu... tak bergelimangan harta
kamu... bukan putri raja
kamu... juga bukan Cinderella
Tapi mengapa kau buat aku gila?
Kamu keterlaluan...
Hehehe benar kan? Buat teman-teman, cukup tulisannya saja. Kalau suaraku, kali aja yayank minta ntar aku kasih. Tapi... ssttt Mba-mba jangan ngadu ke dia ya. Bisa-bisa aku disuruh nyanyi via ponsel. Balik lagi, cerita guru.

Jalan yang aku lewati kalau lagi ngantar ibuku ngajar di SMP di pinggir pantai emang rusak. Harap dimaklumi. Walau masih salah satu daerah ini kota, wilayah ini sering didera rob. Jadi jalan itu sering tergenang meski jarang hujan. Jalannya rusak. Ditambah selokan di kanan kirinya selalu penuh. Jalan itu jalur penting. Bayangkan saja. Di sisi utara ada berjajar dua SD, dan tanah kosong bekas SD. Di selatan ada PGRI. Setelah pesimpangan belok ke utara jalannya sudah bagus walau tetap tergenang saat rob. Sisi barat SMP ibuku. Di timurnya, satu universitas berdampingan dengan masjid tepat di persimpangan tadi.

Ada yang menarik. Di area kosong itu sedang dibangun kantor daerah. Gedungnya belum 50% jadi. Sudah mbangun pondasi pagar pembatas. Yang uniknya lagi. Itu pondasi ngrusak saluran lama. Akibatnya air mbludak ke tengah jalan. Nampaknya setelah beberapa hari baru ada yang sadar lalu membuat saluran kecil di tepi jalan agar masuk ke selokan di seberangnya. Alhasil, di tengah jalan jadi area basah. Air dialirkan ke selokan di seberang tanpa dibuatkan jembatan sementara.

Aku sih cuek saja tiap antar jemput ibu lewati jalan itu. Walau genangan sudah dibiarkan lama. Cuman, tadi pas ngantar ibu, ibu nyeletuk, "Orang-orang pinter di sini pada ke mana ya? Jalan hancur begini dibiarkan saja. Apa tak ada yang bermurah hati sekedar memasang papan di atas 'selokan sementara' itu. Atau ditimbun. Kan ada bongkaran gedung di samping itu". Lokasi selokan bermasalah itu dekat dengan pintu masuk PGRI. Sepertinya tak ada yang komplen. Aku hanya menimpalinya, "pantas murid-muridnya jadi gak peka lingkungan. Gurunya saja gak mempraktekkan ilmunya dengan baik. Di sini gak ada hari khusus buat kerja bakti ya, Bu?"

6 comments:

  1. mamaku juga guru, malah kondisi sd tempatnya mengajar sangat memprihatinkan. aq juga stuju ma kamu sekolah kita kurang mempraktekkan cinta linkungan dgn baik malah cenderung tidak care.

    BalasHapus
  2. Sekolah Guru dan Murid teralau dibebani dengan kurikulum yangseabreg ditambah harus lulus UNAS
    makanya boro boro mikir lingkungan.
    Asli

    BalasHapus
  3. Catatan manis vin. Pak guru dan bu guru, bagi saya adalah sosok paling berjasa (setelah ortu) dalam hidup. Berkat mereka, kita bisa terhantarkan kita ke cita-cita.

    BalasHapus
  4. waduhhh pe'ernya banyak banget yah, masalah pendidikan lom kelar-kelar juga, namabah masalah lingkungan! hayo sapa yg mo mulai? sadari dari sekarang dan awali dari sendiri, mas aja gemana yg ngrintis tar orang2 bisa ngikut dbelakang;)

    BalasHapus

Alhamdulillah jadi juga satu artikel lagi. Buat yang penasaran pengen komeng. Jangan ke sini. Tapi kalau penasaran pengen komen, yuk mari...

 
//add jQuery library