Senin, Januari 18, 2010
4
Terus kapan aku mau sadari diri? Seolah-olah aku sedang mati suri. Tapi infus masih saja jalan. Aku juga masih bisa mendengar sudah lumayan banyak botol yang jadi asupan giziku untuk hidup. Tapi masa aku mau terus seperti itu? Jangankan bangun. Membuka mata saja setengah mati. Juga gerakkan tangan atau kaki. Aku payah, mulai kapan yah harus mulai sadar?

Kalau aku sadar lagi mungkin aku malu. Aku masih jelas mendengar yang disekelilingku. Bahkan untuk yang sekedar bereaksi ringan. Dari wajah, guratan hati tak bisa ditutupi. Sempat terlihat seperti sedang bersedih jika kalau mendengar obrolan duka beberapa pembesuk. Atau marah jika istriku sedang digoda tamu pria rumah sakit. Hihi ada yang lucu. Gak cuma lewat wajah, bagian tubuh yang lain juga. Hihihi aku kan lagi setengah mati. Jadi untuk pipis aja harus dibantu. Hehe kalau sudah dibantu istri, biar lagi rame, pasti bangunnya tuh. Walah!

Sering aku dengar. Dia sering menangis di sepi kamar. Itu sambil memelukku. Seperti ingin mengungkapkan sesuatu. Tapi dia tetap berusaha diam, seakan tahu aku akan tahu walau dalam kondisi begini.

Aku Irham, sudah hampir dua bulan berbaring di kasur RS ekonomi yang bagi kami harganya masih mencekik. Sekarang hanya untuk pengobatanku saja sudah makan banyak biaya. Istri cuma penjual nasi keliling lauk kerupuk saja. Anak, sudah kami patuhi untuk berKB, tapi karena masih kecil tetap jadi beban juga, walau kami akui, alhamdulillah, kami merasa terhibur memiliki mereka. Aku harus sadar! Tapi...

Di hidup di dalam sini lebih enak, aku bisa melayang-layang terbang tinggi. Di bawahnya tampak sungai dengan jernih air sungguh menyegarkan. Tawa ceria bidadari hanya untukku. Mereka siap melayaniku. Ini kadang berasa mimpi, tapi sungguh, aku benar-benar bahagia. Jangan harap bisa berulang lagi kalau kupilih dunia nyata. Tetapi...

Ah, betapa sulitnya hidup begini. Kadang jika aku lagi bergurau dengan salah satunya, terlintas tangis belah jiwa meratapiku. Mending mati saja, terus bisa jadi alasan, aku ingin kembali tapi tak bisa. Tapi... ah!

Aku yang tidak hidup, juga tidak mati, masih belum bisa juga beri keputusan berarti. Di sela penderitaan yang lain olehku, masih kubimbangi dengan 'mimpi'ku. Mestinya aku harus sadar. Dan bangun.

Tulisan untuk pengejar mimpi yang bimbang. Maaf.






4 comments:

  1. yoiii selesai baca masih "mbingungi" saya???

    BalasHapus
  2. Hehehe. Saya udah pegangan vin. Numpang baca-baca. Makin lama deskripsinya makin mantap. Soal si pemimpi, no comment, wong saya gak tau siapa dia, hehe.

    BalasHapus
  3. teruslah bermimpi walopun setelahnya telah tersadar dan terjaga :) *like sang pemimpi ntu* (lol)



    #eh pas di RS ntu pake jamkesmas ndak ? ***hihihihi nambahin bingung respondnya*** (lmao)

    BalasHapus
  4. waduh...saya kok jadi ikut mbingungi ini... hehehe
    :)

    BalasHapus

Alhamdulillah jadi juga satu artikel lagi. Buat yang penasaran pengen komeng. Jangan ke sini. Tapi kalau penasaran pengen komen, yuk mari...

 
//add jQuery library