Sabtu, Januari 16, 2010
2
Mendung sekali kali ini. Anginnya juga agak kencang. Bawa penyakit. Matahari enggan muncul. Mungkin malah ngambek gara-gara kemarin sinarnya ditutup bayangan bulan. Ah... menjemukan! Lalu kenapa? Ibuku saja sampai berkata, "Hari ini dingin sekali ya. Berbeda dengan kemarin." Ya, lalu kenapa?

Berangkat kerja sembari antar ibu ngajar mestinya sudah sejak setengah tujuh tadi. Tapi ibu minta diantar ke apotik dulu membeli obat alergi. Sedikit untuk mengatasi perubahan cuaca yang lagi ekstrim ini. Sempat mencoba timbangan, 62kg. Turun 2kg. Diet terpaksa lumayan ada sisi baiknya. Kenapa terpaksa? Perut terasa penuh terus sudah 3 hari ini. Mana mungkin ada selera makan? Terus? Lalu kenapa?

Sepanjang jalan angin menghembuskan motorku. Seperti limbung. Kuminta ibu duduk lebih merapat agar lebih stabil. Jalanan sudah lengang, memang sudah tidak ada anak sekolah. Yang rapi pakai baju dinas juga berkurang. Paling-paling ada satu dua abu-abu putih seliweran lebih ngebut. Yang terlambat! Haha beloknya kalau gak ke pantai ya ke warnet. Hmm... angin memang lagi kurang bersahabat. Terus? Ada yang salah dengan itu?

Mentari sedikit berlapang hati. Hangatnya yang masih setengah-setengah itu cukup menandingi angin, musuhku kali ini. Keduanya masih sahabat, kok. Tapi kayaknya monoton kalau tak ada perseteruan. Agak dipaksakan, sih. Tapi nggak apa-apa, untuk liku hidup. Mentari dan angin. Dua sosok yang mampu menyiasati situasi hari ini. Ibuku menutup helmnya lebih rapat melindungi matanya yang mulai ringkih. Yang satu sudah buta. Yang lain insyaAllah jangan sampai menyusul!

Yang atas sudah terlindung. Badannya mengeluh lewat mulut, "hii dingin!". Tenang, aku juga kok. Sebentar lagi juga sampai. Hehe lajunya mengarah ke pantai. Lima puluh meter menjelangnya terus belok ke kanan, lalu belok kiri. Berhenti di gerbang sekolah, ibu turun. Jauh di balik pagarnya biasanya kulihat murid yang terlambat tapi nekat masuk. Namun sekarang sepi saja. Cuma ada guru BP yang sibuk merapikan tanaman. Loh?

Sudah, aku putar balik. Sekarang berangkat ngantor. Yang aku lewati tadi masih seperti tadi. Hanya saja tiap perempatan yang kulewati selalu hijau jadi alhamdulillah cepat nyampainya.

Yang kenapa-kenapa terus dari tadi sudah tak usah tanya-tanya lagi ya. Walau semuanya bernada keluhan, aku tetap enjoy lalui hari ini kok. Hari yang telah bergulir lebih baik seperti berkah-Nya. Kusyukuri saja. Leganya nikmati ini.

2 comments:

  1. Saya juga lega membacanya. Meski selalu tanya lalu kenapa, meski matahari berseteru dengan sang angin, dinginnya cuaca dinikmati dengan rasa syukur. Sedikit terharu juga, melihat ketelatenan anak yang setia mengantar ibunya setiap pagi. Tenan lho vin.

    BalasHapus
  2. terimakasih mbak ku sayang, hehe ungkapan hati saja mba, tapi bukan curhat

    BalasHapus

Alhamdulillah jadi juga satu artikel lagi. Buat yang penasaran pengen komeng. Jangan ke sini. Tapi kalau penasaran pengen komen, yuk mari...

 
//add jQuery library